Rabu, 26 Oktober 2011

Menghargai sebuah Ide

Dua hari yang lalu aku jalan-jalan ke Mall baru di Surabaya, Ciputra World. Aku ke sana untuk nonton film The Three Mustketeers. Maunya sih nonton yang show jam 19.30 tapi berhubung tiket udah sold-out untuk yang jam itu. Akhirnya aku dan sahabatku yang hobi nonton memutuskan untuk nonton yang show terakhir, jam 21.40. Padahal dia loh, besok pagi jam 6 udah berangkat kerja. Tapi gak papa, dia pilih nonton yang show terakhir. Daripada perjalanan kita sia-sia. Hahaha..

Bukan tentang nonton yang ingin tak ceritakan di sini.

Karena waktu show masih dua jam, akhirnya kami memutuskan untuk jalan-jalan mengelilingi Ciputra World. Mengenal mall barulah istilahnya. hihihi. Salah satu yang kami kunjungi waktu itu adalah pameran lukisan di lantai 3 (di depan Pizza Hut). Aku melihat lukisan-lukisan yang ada. Yang ada di pikiranku, "Bagus ya." (beberapa terlihat seperti nyata dan seperti diambil dari kamera).  Aku melihat dari dekat. Wah dan wow. Meskipun aku tidak bisa (belum mungkin) melukis. Aku dapat merasakan bagaimana melukis itu butuh proses. Mulai dari proses kreatif, memikirkan objek yang akan digambar, bagaimana angel gambar hingga pada pemilihan dan percampuran warna dan gerakan mewarnai kanvas. Ehm.. sepertinya proses yang menyenangkan ya. Ada ide kreatif yang sangat mahal harganya. Makanya aku pun juga gak terlalu heran ketika sebuah lukisan ukuran sekitar 1,5 x 1 meter dihargai 20jt

Minggu, 23 Oktober 2011

Belajar Ilmu Hidup dari 'The Five People You Meet in Heaven'

Meniti Bianglala - The Five People You Meet In HeavenMeniti Bianglala - The Five People You Meet In Heaven by Mitch Albom
My rating: 4 of 5 stars

Seperti Tuesday with Morrie buku ini mencoba mengajak kita untuk memaknai hidup kita. Melihatnya dari dekat kematian. Jika pada Tuesday with Morrie kita belajar mengenai hidup dan arti hidup dari seseorang yang sedang menghadapi kematian, pada buku ini kita akan diajak belajar mengenai hidup dari seseorang yang sudah mati.

Eddie Maintenance begitu ia disebut. Nama aslinya adalah Edward. Ia mendapatkan julukan itu karena ia bekerja sebagai tukang maintenance di Ruby Pier sebuah taman bermain di dekat pantai dan dermaga di Amerika. Sama dengan cara berceritanya di Tuesday with MorrieMitch Albom tetap menggunakan alur maju mundur di buku ini.

Buku ini bercerita tentang perjalanan kematian Eddie. Setelah kecelakaan yang dialaminya di Ruby Pier, Eddie meninggalkan. Di alam baka, sepertinya judul bukunya, ia bertemu dengan lima orang. Lima orang yang akan menjelaskan kepadanya tentang hidupnya. Menjelaskan padanya arti hidupnya. Juga mengajak kita merenung tentang arti hidup kita sendiri.

Lima orang yang ditemuinya di alam baka, merupakan orang-orang yang berhubungan dengan kehidupannya, entah ia mengenalnya dengan baik ataupun mungkin sama sekali tidak kenal. Mereka semua berhubungan dengan kehidupan Eddie dan merekalah yang akan menjelaskan tentang hal-hal yang mungkin selama ini tak disadari oleh Eddie.

Selasa Sehat #2

Jalan sehat di hari selasa
Lanjutan dari Selasa Sehat #1
Sampai di lantai dua, gak banyak cangcingcong aku langsung menuju komputer katalog untuk searching rak tempat buku yang pengen kubeli. Karena udah jalan jauh-jauh ke Petra TM, aku gak mau hanya dateng demi satu buku saja. Akhirnya aku putuskan untuk membeli 'The Five People You Meet in Heaven' karya Mitch Albom. Gak pake lama, akhirnya aku menemukan buku Mitch Albom itu. Berjalan ke arah kasir, mampir ke Rak C.RP7 langsung ambil 'Soetanto Effect; Ubah Orang Buangan Jadi Rebutan'


Ada satu hal yang membuatku sedikit menyesal adalah aku datang jam 11 lebih. Kenapa menyesal? Soalnya aku udah melewati 100 buku pertama, artinya aku melewatkan diskon tambahan :(. Tapi aku gak mau lebih rugi lagi dengan tidak membeli apa-apa.

Urusan dengan kasih sudah selesai, aku langsung balik badan berjalan lagi ke arah buku-buku kuliah. Bukan karena ingin nyari buku. Hanya sengaja biar dapet angin atau kena AC. Males lama-lama, aku langsung cabut dan turun. Sampe di tangga paling bawah, view Cafe dan kursi-kursi langsung masuk ke mata. "Ehm... kayake asyik nih kalo baca buku sambil duduk-duduk di sini. Daripada baca di kos, panas dan gak pake meja," batinku.

Tiga yang sudah aku beli, aku letakkan di meja. Aku duduk. Sejenak aku bingung, buku yang mana yang mau aku baca terlebih dahulu.

Jumat, 21 Oktober 2011

Magangers Lepet 14

Ini adalah temen-temen satu tim,
Magangers angkatan 14 di Lembaga Pengembangan dan
Pengkajian Psikologi Terapan.

Banyak cerita dan kenangan bersama mereka. LP3T adalah salah satu tempat aku ditempa, kawah candra dimuka-lah istilahnya. Bener-bener banyak hal yang aku sendiri gak tahu bagaimana membalasnya. Semoga angkatan ini bisa reunian lagi, yah meskipun sekrang udah pada kerja di luar kota semua. Love U LP3T Fams. Spesial thanks to Bu Gressy, Mbak Sherly, Mbak Lubna, Mbak Yanta dan Mbak Nisa plus Mas Imron yang sangat baik hati.

Membangkitkan Semangat Siswa dengan "Soetanto Effect"

Soetanto Effect: Ubah Orang Buangan Jadi Rebutan

Soetanto Effect: Ubah Orang Buangan Jadi Rebutan by Ken Kawan Soetanto
My rating: 3 of 5 stars

Pertama baca deskripsi dan review singkat di Majalah Kick Andy, aku langsung tertarik dan mewajibkan diriku untuk membeli. Aku suka tema tentang motivasi dan pendidikan. Apalagi buku-buku yang spesifik tentang bagaimana mengubah seorang siswa yang malas-malasan menjadi siswa yang memiliki motivasi intrinsik dan semangat juang.

Buku ini menceritakan itu semuanya, ditambah dengan secuil kisah hidup Ken Soetanto selama di Indonesia dan perjuangannya ke Jepang dan Amerika hingga saat ini. Buku ini layak dibaca oleh para pendidik dan calon pendidik, juga bagi orang-orang yang concern dengan dunia pendidikan. Dibuku ini dibahas secara singkat bagaimana Pak Ken Soetanto mengubah siswa-siswa yang malas menjadi pribadi yang tangguh dan banyak dilamar oleh perusahaan. Di buku ini juga disertakan bagaimana komentar siswa-siswanya tentang metode mengajar Ken Soetanto.

Namun yang membuat aku sedikit kecewa adalah beberapa pembahasan (terutama di bagian tengah-tengah) seperti melebar kemana-mana dan bahasanya juga sangat sulit dipahami. Seperti diterjemahkan dari bahasa Jepang ke bahasa Indonesia dengan google translate. Untuk inspirasi dan referensi motivasi dan pendidikan, masih bolehlah.

Tapi kalau bisa bahasa Jepang atau Mandarin atau Inggris dengan lancar (bahasa tulisan), mungkin akan lebih baik juga untuk merujuk ke website Ken Kawan Soetanto.

View all my reviews

Selasa, 18 Oktober 2011

Selasa Sehat #1

Gambar diambil dari safetyku.com
Hari ini selasa. Aku sengaja ingin 'berlibur'. Menghabiskan waktu semauku. Tak usah pergi ke kampus, tak usah masuk ke tempat magang.

Sudah dari kemarin aku ingin beli buku. Keadaanku kemarin petang memang tak lena. Ingin rasanya mengumpat pada semua lalu lintas kendaraan di Dharmawangsa. Sungguh angin petang itu tak membuatku merasa nyaman. Suara motor dan mobil menjadi sangat bising. Kepala rasanya ditekan-tekan begitu kuat oleh sesuatu atau mungkin seseorang. Dada rasanya berat juga. Bernapas masih, tapi rasanya aneh. Perut pun rasanya tak lena. Seperti lapar tapi tak ingin makan. Mungkin angin sudah mendahului menempati semua area yang ada di dalamnya.

Aku sore itu dari tempat magang, pulang hampir isya'. Tak langsung pulang aku pergi ke toko buku. Sepertinya sukses Pak Iwan, salah satu dosenku meracuniku untuk hunting buku 'Patriot' yang ditulis oleh Maria Audrey Lukito. Benar-benar penasaran aku langsung meluncur ke Petra Toga Mas. Informasi bahwa buku itu hanya di jual di toko buku Gramedia, tak aku hiraukan. Dan kecewalah diriku

Sabtu, 15 Oktober 2011

Mulai Saja!

Ehm.. seperti beberapa teman-temanku yang lain. Aku sebenarnya bingung harus menuliskan apa. 


Tak apalah, aku menuliskan ini saja. Setidaknya telah aku mulai untuk menulis. Review buku yang kutulis sebelumnya merupakan re-post atau re-blog dari review yang aku tulis di Goodreads.com. Aku sebenarnya punya beberapa blog, tapi mungkin aku akan memilih untuk mengaktifkan beberapa saja. Hehe..

Aku ada blog di Tumblr, Wordpress, Multiply dan ini; blog yang sedang Anda baca. Mungkin keliatan muluk-muluk ya?? hahaha.. gak papa. Itu semua sebenere karena ingin mencoba saja atau hanya untuk sekedar punya. Yang bisa terhitung paling aktif adalah Tumblr dan baru beberapa hari saja aku aktifkan lagi blog ini.

Pengennya sih, blog ini aku jadikan sebagai blog untuk sharing atau berbagi ceritaku aja. Hehe. Semoga bisa konsisten yeee... amien *berdoa dengan khusyuk*. Soalnya ada temenku bilang gini, "Nge-blog itu 3 bulan pertama biasa menggebu-gebu, bulan ke-4 sudah jarang, bulan ke-5 semakin jarang, bulan ke-6 lupa password dan ID." Hahaha.. 


Tapi ternyata ada benere juga looo.. aku sendiri merasakannya. Hahaha *jadi malu*.
Memang perlu konsistensi alias istiqomah. Semoga bisa. Amien. SEMANGAT!!!

Kamis, 13 Oktober 2011

Belajar Kehidupan dari Kuliah "Tuesday with Morrie"

Tuesdays with Morrie
Tuesdays with Morrie by Mitch Albom
My rating: 5 of 5 stars

Tuesday with Morrie, aku sama sekali gak kenal ama Mitch Albom sebelumnya. Aku dapet buku ini sebagai hadiah ulang tahunku dari salah seorang sahabat baikku. Sahabat yang dari semester pertama sudah sering satu kelompok, sering diskusi, keluar bareng dan gak jarang jadi korban sikapku yang Koleris; gak mau kalah kalo sudah berpendapat. Thanks Ky!

Pertama dapat buku ini udah langsung aku baca (beberapa hari kemudian, karena kebetulan aku lagi baca buku Coelho). Sampe di akhir bagian Selasa Keempat tentang kematian. Aku berhenti dan baru aku teruskan barusan. Skitar dua jam akhirnya dapat aku selesaikan membaca. Entah karena mungkin faktor lagi gak enak badan atau apa. Aku merasa membaca buku ini hari ini sungguh sangat tepat. Banyak hal yang bagus yang kita dapatkan dari buku ini. Bukan karena buku ini menyuguhkan cerita yang seru layaknya Harry Potter, tapi karena buku ini menyuguhkan kita sebuah cerita nyata. Cerita pengalaman Mitch bersama gurunya Morrie. Cerita tentang hari selasa mereka berdua yang penuh dengan kuliah tanpa buku. Kuliah tanpa ada tugas. Kuliah dengan materi pengalaman sang Guru, Mitch.

Ini adalah proyek terakhir mereka. Mitch pun rela setiap Selasa terbang dari Detroit ke West Newtown, Boston. Massachusetts. Tak hanya itu, ia pun rela sampai "menyeboki" guru kesayangannya. Diakhir-akhir pertemuan mereka, Morrie semakin dikalahkan oleh ALS (apa itu ALS baca di sini). Perlahan tapi pasti, kemampuan-kemampuan Morrie mulai berkurang. Dari tidak bisa berjalan, tidak bisa makan sendiri, tidak bisa cebok sendiri, hingga punggungnya harus dipukul-pukul untuk mengurangi cairan di paru-paru agar tidak menggumpal. Batuk yang semula hanya sekedarnya saja hadir, lama kelamaan tak kenal waktu. Malah sering kali mengganggu tidur malamnya.

Rabu, 12 Oktober 2011

Review of "The Power of Kepepet"

The Power of KepepetThe Power of Kepepet by Jaya Setiabudi

My rating: 4 of 5 stars


Buku ini bagus banget, tapi seperti apa yang dikatakan pak Jaya (sang penulis), tidak akan ada bermanfaat buku ini kalo hanya dibaca sebagai buku teori. Buku ini mengajak kita untuk berani ambil keputusan, tak cuma mengajak, diberikan gambaran dan tips-tips bagaimana menjadi Enterprenuer. Bagusnya lagi, ada "anjuran pemakaiannya" hahaha... Kelebihan dosis ditanggung oleh pemakai.

Satu hal yang sangat penting, MUST MUST MUST DO dari buku ini adalah ACTION. Berulang kali, ditekankan yang diperlukan adalah ACTION. Karena setelah ACTION, kita menjadi kepepet dan kita bisa mengeluarkan kemampuan yang ternyata selama ini tidak kita sadari. Kurang lebih gitu deh. Keren.

Baca buku ini, aku langsung kepikiran Sambel Pecel bikinan ibuku yang kata beberapa orang enak banget. Sekarang lagi membanding-bandingkan harga paket via pos, kereta api dan pengiriman yang lain. Kalo worth it, aku akan coba dengan menjual sambel pecel ini. Apalagi sudah ada yang ingin pesen. Semoga bisa. Amien! ACTION... Mulai!

View all my reviews

Selasa, 11 Oktober 2011

Review of "Nibiru dan Kesatria Atlantis"

Nibiru dan Kesatria AtlantisNibiru dan Kesatria Atlantis by Tasaro

My rating: 3 of 5 stars


Lumayan menurutku. Mo ngasih 3,5 tapi gak ada. Cuma ada 3 atau 4, ya udah aku pilih angka 3 aja.

Awal baca di bab-bab awal, kurang begitu menjanjikan untuk meneruskan buku ini. Awal yang kurang baik menurutku. Sama seperti review-review yang lain. Menurutku juga banyak hal yang maksa di novel ini. Aku paling gak suka sebenere pemilihan bahasa dan namanya. Yang menggunakan kode walik'an Jogja (huruf tertentu diganti dengan huruf tertentu; mengikuti hanacaraka. Pake Ha = Nya --> mirip A = Z di pramuka) . Suer, gak enak menurutku, kecuali beberapa nama seperti Dhaca, Lumiya, Lunez, Sothap. Sisanya tidak enak dibaca. Untungnya tidak banyak percapakan menggunakan bahasa Kedhalu (Peramu). Kenapa aku gak suka? Karena ini malah jadi kelemahan Novel ini menurutku. Nama-nama tokoh protagonis mungkin mudah diingat tapi nama-nama tokoh antagonis agak sulit diingat dan diucapkan tentunya.

Kedua, sama seperti kebanyakan orang bilang, banyak hal yang mirip dengan Harry Potter dan Avatar. Sepertinya kedua hal tersebut dijadikan satu.